Dari masa ke masa, kehidupan manusia selalu mengalami banyak perubahan. Perubahan tersebut tidak hanya mempengaruhi pola pikir masyarakat namun juga mempengaruhi norma-norma dan nilai yang terdapat dalam masyarakat itu sendiri. Nilai dan norma tersebut selalu berkembang menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Norma dan nilai yang berkembang dalam masyarakat dikenal dan dijadikan pedoman dalam kehidupan bermasyarakat. Nilai-nilai yang dikenal oleh masyarakat tersebar melalui bahasa sehingga terbentuklah suatu budaya. Mudjia Rahardjo mengatakan bahwa budaya suatu masyarakat adalah apa saja yang harus diketahui dan dipercayai seseorang sehingga dia bisa bertindak sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku di dalam masyarakat. Karena itu budaya merupakan “cara” yang harus dimiliki seseorang untuk melaksanakan kegiatan sehari-hari dalam hidupnya. Sedangkan bahasa sendiri merupakan suatu simbol yang diucapkan secara lisan, verbal dan tanda-tanda yang digunakan dalam bahasa mengandung makna yang berkaitan dengan situasi hidup dan pengalaman nyata manusia.
Di Indonesia, sejak zaman penjajahan hingga masa modern sekarang ini telah mengalami berbagai macam bentuk kebudayaan yang berbeda-beda. Dahulu ketika rakyat Indonesia sebagian besar dikuasai oleh Belanda, banyak dari mereka bermatapencaharian sebagai petani dan kaum buruh. Hal ini dikarenakan kondisi pada saat itu yang tidak memungkinkan rakyat untuk berkembang dan belajar. Rakyat seolah-olah hanya sebagai pemuas kebutuhan kalangan atas yang dalam hal ini kaum penjajah dan pejabat pemerintah. Terjadi pembedaan yang dangat mencolok antara kaum buruh dan pejabat pemerintah. Dengan dikuasainya pasar perdagangan oleh Belanda, secara tidak langsung membawa pengaruh yang cukup signifikan untuk masyarakat Indonesia diantaranya adalah bahasa. Pada saat itu, banyak dari masyarakat Indonesia dapat berbahasa Belanda karena terjadi akulturasi kebudayaan dengan masyarakat mereka sebagai akibat dari kelompok dalam masyarakat yang mempunyai akar tradisi dan asal usul yang berbeda. Sebagai bukti, banyak dari bahasa Belanda yang diserap kedalam bahasa Indonesia.
Pada masa sekarang ini, terjadi perubahan yang sangat banyak dikalangan masyarakat baik terkait dengan budaya maupun bahasa. Jika pada zaman penjajahan hanya kaum tertentu yang dapat bersekolah, lain halnya dengan zaman sekarang yang memberikan kebebasan bagi semua kalangan untuk dapat berpartisipasi dalam dunia pendidikan demi perubahan menuju kehidupan yang lebih baik. Bahasa yang digunakan pun sedikit demi sedikit terus berubah mengikuti proses perubahan tersebut. Jika pada kebudayaan Kraton atau jaman dahulu masyarakat jawa menggunakan bahasa krama inggil dan mengedepankan tradisi sopan santun, pada saat sekarang ini lebih pada kepentingan secara umum yang tidak mengharuskan seseorang harus berkrama inggil, karena sudah tidak banyak masyarakat jawa yang mampu berbahasa jawa dengan baik. Mereka justru banyak menyerap kata serapan dari kaum kapitalis Amerika atau Inggris sebagai kiblat dari bahasa dan modernitas. Mungkin jika 10 atau 20 tahun kedepan kiblat dari peradaban menjadi milik Arab, masyarakat diharuskan untuk dapat berbahasa arab.
Oleh sebab itu, bahasa dan budaya merupakan suatu hal yang tidak mungkin terpisahkan. Bahasa terlahir karena adanya budaya dalam masyarakat tertentu, demikian juga budaya yang tercipta melalui bahasa. Jadi budaya dan bahasa sangat erat kaitannya. Bahasa terdapat di dalam suatu masyarakat dan dipakai sebagai alat untuk berkomunikasi. Kelangsungan hidup sebuah bahasa sangat dipengaruhi oleh dinamika yang terjadi dalam masyarakat serta perubahannya. Dengan kata lain, budaya yang ada di sekeliling bahasa tersebut akan ikut menentukan wajah dari bahasa itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar